Friday, July 23, 2010

Belajar Jadi Sistem Admin Dengan VirtualBox



Gambar: Logo Oracle VirtualBox
(http://talkbinary.com)
Tertarik untuk menjadi sistem admin? Tapi masih belum tau apa-apa... Pingin belajar, tapi gak tau harus mulai dari mana.. Ok! Tenang aja, ketika kita sudah memiliki kemauan untuk belajar maka akan ada banyak jalan bagi kita untuk dapat mempelajari hal tersebut. Mau belajar jadi sistem admin? Gamapang! Yang penting ada tools-nya hehehe... Ya iyalah.. semua orang juga tau kalo mau belajar harus punya tools dulu tapi masalahnya tools apa yang harus saya persiapkan? Nah, topik inilah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Ketika kita ingin belajar menjadi sistem admin, maka kita membutuhkan sebuah server yang dapat kita gunakan untuk latihan. Permasalahannya adalah bagaimana kalau kita hanya memiliki budget yang sangat terbatas? Jangankan untuk merakit PC bekas yang nantinya akan digunakan sebagai server-serveran, untuk beli sarapan aja masih harus mikir-mikir lagi hehehe.. (duh kesian amat yak >.<). Ok! Tenang aja, sebenernya ada solusi yang lebih murah ketika kita ingin belajar menjadi seorang sistem admin secara otodidak. Salah satu tools yang dapat digunakan sebagai pengganti dedicated server adalah dengan menggunakan virtualisasi. Apaan tuh virtualisasi? Virtualisasi adalah salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk menjalankan Operating System (OS) yang lain secara bersamaan dengan OS yang kita gunakan saat ini (jadinya ada dua OS yang jalan bersamaan) dan kedua OS tersebut dapat saling bekomunikasi layaknya komunikasi antar dua komputer yang berbeda. Penjelasan yang gampangnya sih kayak gitu.. kalo mau tau apa yang dimaksud dengan virtualisasi secara komperhensif mungkin bisa di tanya ke mbah google hehehe.

Ada begitu banyak tools yang dapat kita gunakan untuk melakukan virtualisasi. Mulai dari yang stabil sampai yang gak stabil, mulai dari yang mahal sampe yang murah, dan mulai dari terkenal sampe yang gak terkenal. Beberapa tools virtualisasi yang biasa digunakan oleh orang-orang adalah sebagai berikut:
  • VMWare (http://www.vmware.com/)
  • VirtualBox (http://www.virtualbox.org/)
  • Qemu (http://wiki.qemu.org/Main_Page)
  • Xen (http://www.xen.org/)
Nah, apa yang mau saya perkenalkan sekarang adalah salah satu tools virtualisasi yang biasa saya gunakan yaitu VirtualBox. Kenapa saya menggunakan VirtualBox? Gak ada alasan khusus sih sebenernya (Eh, saya bukan orang marketingnya Oracle atau Sun lho.. hahaha). Saya melihat bahwa VirtualBox merupakan salah satu tools virtualisasi yang stabil, memiliki support yang bagus (baik support dari pengembang ataupun dari komunitas), dan tentunya murah karena gratis hehehe (dasar Mahasiswa :p).

Gambar: VirutualBox ku
Nah, pada kesempatan kali ini saya memberikan sedikit gambaran VirtualBox.
“VirtualBox is a general-purpose full virtualizer for x86 hardware. Targeted at server, desktop and embedded use, it is now the only professional-quality virtualization solution that is also Open Source Software.”  itu kata websitenya (bahasanya marketing banget). Tapi yang jelas virtualbox menyediakan begitu banyak fitur yang dapat kita gunakan seolah-olah kita benar-benar memiliki komputer baru di dalam komputer kita sendiri! Mulai dari fitur-fitur standar software virtualisasi (Ethernet Card Virtual, Sound Card Virtual, Graphic card virtual, dll) sampai pada fitur-fitur tambahan seperti misalnya:
  • GuestAddition pada Linux, Windows, dan Solaris: Fitur ini memebuat kita dapat menginstall software tambahan pada komputer virtual kita seperti misalnya mengaktifkan fitur full screen mode, seemless mode ataupun mengaktifkan visual effect pada os linux yang kita gunakan.
  • Shared Folder: Dengan adanya fitur ini kita dapat membuat sebuah folder yang dapat diakses secara bersamaan oleh komputer virtual kita (Guest OS) dan juga dengan komputer kita sendiri (Host OS).
  • Virtual USB Controller: Fitur virtual USB Controller ini menjadikan Guest OS (komputer virtual) kita dapat mendeteksi USB Flash disk ataupun USB lainnya yang kita colokkan pada komputer kita.
Satu hal yang membuat saya semakin tertarik dengan VirtualBox adalah saat ini VirtualBox sudah mendukung banyak OS yang bisa di virtualisasi oleh VirtualBox seperti Linux, Solaris, BSD, IBM OS, Mac OS, dan juga Microsoft Windows. Jadi, untuk kamu yang mau belajar jadi sistem admin gak perlu khawatir kalau OS yang mau kamu virtualisasi tidak disupport oleh VirtualBox karena sampai saat ini VirtualBox sudah begitu banyak mensupport berbagai macam varian linux seperti redhat / CentOS, Fedora, Debian, OpenSUSE, dan varian-varian linux lainnya.
Apa yang harus kita persiapkan sebelum memulai melakukan virtualisasi dengan VirtualBox?

Gambar: CentOS dengan menggunakan VirtualBox

RAM
Sistem virtualisasi sebenernya sama dengan ketika kita menjalankan komputer biasa. Kita membutuhkan RAM tersendiri untuk dapat menjalankan OS yang kita buat. Nah, ini menjadi sebuah pertimbangan juga untuk kita dalam melakukan virtualisasi. Jika kita tidak memiliki banyak RAM maka jangan gunakan OS yang membutuhkan banyak RAM karena nantinya hanya akan membuat komputer kita menjadi berat ataupun hang. Ketika kita mengalokasikan RAM untuk virtualisasi sebanya 512 MB maka OS kita akan langsung mengambil 512 MB tersebut secara keseluruhan yang nantinya akan kita alokasikan untuk VirtualBox. Misalnya kita punya RAM sebesar 2048 MB, maka RAM yang dapat digunakan oleh sistem operasi kita hanyalah 2048 - 512 = 1536 MB ketika kita menjalankan VirtualBox. Hal ini terjadi karena RAM yang 512 MB tersebut secara khusus dialokasikan untuk VirtualBox walaupun VirtualBox hanya membutuhkan 256 MB. 

Gambar: Resource Komputer Milikku

Hardisk
Sistem yang digunakan oleh VirtualBox dalam membuat virtualisasi adalah dengan membentuk sebuah hardisk virtual yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data-data pada komputer virtual kita. Nah, besarnya hardisk virtual ini tergantung dari seberapa banyak data yang kita simpan pada komputer virtual kita. Mungkin sebagai gambarannya adalah jika kita menginstall linux pada komputer virtual kita (tanpa diisi file-file yang lain), maka besar hardisk virtual kita adalah sekitar 8 GB. Kalau hardisk kita penuh, maka kita akan kesulitan untuk melakukan virtualisasi pada komputer kita. Selain storage size pada hardisk I/O pada hardisk juga harus diperhitungkan. Jika kita menggunakan hardisk yang sama ketika melakukan virtualisasi maka kerja hardisk kita akan menajadi semakin besar karena harus menerima input dari 2 buah OS. Tapi tenang aja, kalau masih dalam tahap belajar dan coba-coba I/O pada hardisk tidak begitu dipertimbangkan asalkan jangan kebanyakan bikin virtualisasi karena akan membuat lambat komputer kita pada saat mengakses file.

Yup! Mungkin itu aja perkenalan saya tentang VirtualBox kepada rekan-rekan semua. Tinggal bagaiman kalian mau mencoba bermain-main dengan VirtualBox ini hehe.. kan gak seru kalo cuma tau infonya aja tapi gak ikut nyoba-nyoba ^^. Insya Allah kalau ada waktu saya akan mencoba menulis artikel tentang bagaimana membuat server virtual dengan VirtualBox deh.. ingetin aja kalau saya lupa hehehe..

No comments:

Post a Comment